Aku Mencintaimu dengan Cara yang Berbeda

Diposting oleh Feriska Lala , Kamis, 24 Januari 2013 10.59

Notes


Aku Mencintaimu dengan Cara yang Berbeda
Aku selalu bingung ketika harus berhadapan denganmu. Aku tak tahu apa yang harus kukatakan. Walau pun aku tahu apa yang ingin kukatakan. Cinta, mungkin tidak denganmu saja aku bersikap demikian. Dengan orang – orang di sekitarku. Bahkan kepada ibu dan bapakku orang yang telah bersamaku sejak aku dalam kandungan aku merasa demikian. Seringkali juga teman – teman asramaku yang menghardik “kok bicaranya demikian?” sebenarnya yang aku maksudkan itu “bla bla bla”. Andai mereka tahu bagaimana sulitnya aku mengutarakan apa yang ingin kuutarakan. Dan diindikasikan sejak aku berumur 2 tahun. Dimana teman – teman sebayaku sudah mulai lancar berbicara “A hingga Z” aku masih menggunakan bahasa tubuh untuk memperlihatkan inginku. Tak ada celah bagiku untuk sebuah kata ‘protes’. Sikap melankolis-plegmatis ini sering membuatku bingung sendiri. Dan salah tingkah ketika berhadapan dengan orang lain. Terlebih orang yang tidak mengerti aku sebelumnya. Lebih baik aku go away saja sembari berkata “God, mengapa orang tersebut tidak mengerti maksudku. Apa ada yang salah pada susunan syaraf di lidahku?!”
Jika dalam dunia medis, khususnya ilmu psikologi, penyakitku ini bernama,.....
Aku bersyukur, walaupun tidak dapat berkomunikasi dengan baik, setidaknya aku masih bisa menulis. Itu yang bisa aku ambil pelajaran bahwa Allah itu adil kepada setiap hamba-Nya. Terkadang menulis pun agaknya membuatku merasa bersalah, entah itu anggapanku sendiri atau anggapan yang terlalu sering didengungkan orang hingga seolah itu adalah anggapanku. Semoga saja yang aku tulis saat ini, untukmu cinta tidak pernah salah di matamu. Terlebih di mataku sendiri karena aku adalah seorang lelaki yang tidak sangat ideal untuk disebut pemberani apalagi berpura – pura menjadi seorang pujangga. Apa pun yang terjadi kelak, setidaknya aku tidak akan menyesal karena telah mengkomunikasikan perasaanku padamu.

Teruntuk Cinta,
Ketika fajar menjelang,
Asaku ingin selalu mengejarmu
Entah dalam badai ketakutan dan hujan ketidakberdayaan,
Aku tetap ingin mengejar asa itu.
Ketika mentari mulai berjalan,
Bayangku selalu ingin di samping bayangmu
Walapun bayangku selalu berada di belakang bayangmu
Aku ingin tetap mengejar bayang itu, asalkan ku tahu, kau tetap masih dalam pandangku.
Ketika senja menjelang, bayang mu pun makin menghilang.
Suaramu sedang diperdengungkan oleh sekumpulan binatang yang kebingungan.
Perlahan suara nyaring itu tertelan peteng,.
Hingga akhirnya sirna oleh malam.
Cinta, andai kau tahu betapa matinya aku jika kau tidak tercipta.
Andai kau tahu betapa resahnya aku ketika sedetik pun aku kehilangan
Pandanganku tentangmu.
Andai kau tahu, betapa tawar rasa ini, ketika hanya selintas pun nyaringmu
Tak dapat disaring oleh telingaku.
Tapi kau tak perlu tahu cinta, berapa lama aku harus mengumpulkan keberanianku,
Berapa lembar yang harus ku lempar,
Dan berapa kata yang harus ku buang
hanya untuk menulis surat tidak berharga ini yang mungkin bagimu hanya angin lalu.
Teruntuk Cinta, Antariksa.

0 Response to "Aku Mencintaimu dengan Cara yang Berbeda"

Posting Komentar